2014 – Pengalaman Traveling Mendebarkan di Kota Praha
Setelah beristirahat semalam, kami akan mengunjungi satu destinasi wisata lagi sebelum melanjutkan perjalanan menuju kota Berlin dengan kereta api. Adalah kastil Prague atau Prague Castle salah satu kastil utama kota Praha yang akan menjadi destinasi akhir kami. Kastil megah yang dibangun pada abad ke 10 ini, bisa dijangkau dengan berjalan kaki dari stasiun metro Hradzanska. Kami pun berjalan santai sambil menikmati suasana sekitar yang cukup asri karena banyaknya pepohonan dan taman sepanjang perjalanan. Namun setelah berjalan selama satu jam lamanya kami belum juga menemukan tempat wisata yang kami cari. Mengingat keterbatasan waktu kami memutuskan kembali ke stasiun metro Hradzanka, dan menuju hotel untuk melakukan check out. Stasiun metro di negara-negara Eropa Timur umumnya terbenam sangat dalam di perut bumi. Karena selain difungsikan sebagai peron stasiun metro, tempat ini juga difungsikan sebagai bunker pertahanan bila suatu saat terjadi peperangan.
Peristiwa mendebarkan terjadi, waktu kami akan naik ke salah satu kereta metro yang sudah dalam posisi tunggu saat kami sampai. Kami berempat segera menuju pintu masuk gerbong kereta, putri bungsuku-lah yang berhasil pertama kali masuk gerbong kereta. Sedangkan saya, istri dan putri sulungku masih berada di luar pintu kereta. 🙁 Sebelum saya berhasil masuk, mendadak pintu gerbong tertutup secara otomatis. Meskipun saya berusaha membuka paksa namun pintu itu tetap tak bergeming. Lampu hijau di ujung peron pun telah menyala tanda kereta sudah siap berangkat. Dengan cemas saya berlari menuju ruang pengawas atau pengatur kereta metro yang ada di ujung depan peron. Saat sedang berlari saya pun mendengar ada seorang pemuda berteriak ke petugas pengawas kereta untuk menghentikan kereta. Karena putri saya terpisah dan sudah berada di gerbong ke kereta metro yang akan berangkat. Pemuda itu berteriak dalam bahasa Ceska yang saya sendiri kurang mengerti artinya. Dan suasana pun lebih dramatis saat tahu bahwa petugas wanita paruh baya tersebut kurang memahami bahasa Inggris. Sehingga perlu bantuan pemuda yang barusan berteriak untuk memahami situasi yang tengah saya hadapi. Namun tetap saja dia tidak bisa menghentikan kereta. Hanya menjanjikan bahwa dia akan menghubungi polisi atau petugas stasiun metro berikutnya untuk membantu menemukan putri bungsu saya.
Perasaan dan pikiran was-was campur aduk membayangkan putri bungsuku yang baru berusia 10 tahun terpisah dari keluarganya. Di negara orang lain pula dan tinggal beberapa jam lagi kami harus meninggalkan kota Praha untuk menuju kota Berlin. 🙁 Kami menunggu kereta metro selanjutnya datang dengan terus berdoa. Waktu jeda 4-5 menit terasa begitu panjang dan lama. Istriku cerita kalau tadi ada seorang ibu dan pria penumpang yang berdiri di belakang putri bungsuku memberikan kode atau bahasa isyarat bahwa mereka berdua akan bersama anak saya. Dan mereka akan menolong menurunkan putriku di stasiun metro berikutnya, “Nanti jemput saja di sana” begitu kira-kira isyarat yang ditangkap istri saya saat kereta beranjak meninggalkan peron. Aku sudah agak tenang, namun putri sulungku mulai menangis. Mungkin merasa kehilangan adik tercinta semata wayang nya. Begitu kereta metro datang, kami pun bergegas masuk dan berdiri di dekat jendela kaca agar bisa mengamati suasana luar kereta. Sambil terus memanjatkan doa, berharap kereta metro segera berhenti di stasiun berikutnya. Saat bunyi pengumuman kereta akan tiba di stasiun berikutnya terdengar, sepasang mata ku seolah tak mau lepas menyapu setiap jengkal sudut peron dari ujung ke ujung, sambil berharap melihat penampakan putri bungsu ku di sana. Kami pun merasa lega dan berucap alhamdulillah, segala puji syukur hanya milik Allah semata. Setelah melihat putri ku di pinggir peron bersama ibu dan pria yang tadi memberikan isyarat kepada istri saya. Saat kereta metro berhenti kami bertiga segera berhambur menghampiri putri bungsuku, sembari mengucapkan terima kasih kepada ibu dan pria muda, yang telah menemani putriku saat terpisah dari kami.
Ada banyak pesan positif yang bisa kami petik dari peristiwa mendebarkan ini. Semoga sobat senangjalan.com yang kebetulan membaca pengalaman kami ini bisa mengambil manfaat agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Berkaca dari pengalaman tersebut, SATU sejak saat itu kami tidak pernah lagi naik kereta metro yang sedang menunggu di peron sebelum diberangkatkan. DUA, apabila ada anggota keluarga terpisah di kereta metro maka kami sepakat untuk turun dan menunggu di stasiun metro beikutnya. TIGA, selalu untuk memegang erat anak Anda pada saat akan memasuki kereta metro. Dan EMPAT, usahakan orang tua atau dewasa yang menyertai anak-anak untuk masuk ke gerbong terlebih dahulu. Pesan penting lain dari kejadian ini adalah bahwa kebaikan itu tidak mengenal ras, warna kulit, agama dan negara. Para penolong kami dalam peristiwa ini sama sekali tidak mengenal kami sebelumnya. Mereka juga memiliki warna kulit yang berbeda dengan kami yang sawo matang sedangkan ibu penolong berkulit putih dan pemuda penolong satu nya berkulit hitam. Agama dan negara mereka pun jelas berbeda dengan kami. Namun mereka dengan ikhlas menawarkan pertolongan kepada kami tanpa diminta. Dari situlah kami yakin bahwa “kebaikan itu ada tanpa mengenal ras, warna kulit, agama, negara dan masih bisa temukan di mana pun kita berada di dunia ini.” Karena kebaikan itu merupakan anugrah Allah seru sekalian alam kepada manusia. 🙂 Praha, di musim panas tahun 2014
Puas di Praha, jalan-jalan ke Melaka yuuk https://senangjalan.com/2018/12/11/tempat-wisata-paling-populer-dan-hit-di-melaka/
One thought on “Traveling Mendebarkan di Kota Praha”