senangjalan.com – Uang Yuan bekal ngebolang tertinggal di rumah plus check-in hotel ditolak in last minute..SEMPURNAA!!

wisata china
Di penghujung tahun 2016, tim senangjalan.com mengakhiri tahun dengan perjalanan wisata China. Kota Shanghai, kota perdagangan terbesar di Republik Rakyat China menjadi destinasi pertama. Booking tiket dan persiapan lain sudah dimulai sejak 8 bulan lalu. Kami akan menjalani wisata China mulai tanggal 30 Desember 2016 s.d. 4 Januari 2017, untuk berkunjung ke kota Shanghai, Suzhou dan Hangzhou. Kami akan transit semalam di Kuala Lumpur, sebelum bertolak keesokan harinya menuju Hangzhou International Airport. Proses check in di bandara Soekarno Hatta berjalan dengan lancar, kami pun masuk ke ruang tunggu boarding. Penumpang pesawat KLM tujuan Kuala Lumpur ramai sekali malam itu. Kursi ruang tunggu tak mampu menampung semua penumpang. Aku pun berdiri, sementara istriku dan kedua putriku duduk bersebelahan dengan seorang wanita paruh baya. Keduanya terlibat perbincangan serius. Aku asyik dengan smartphone sambil sesekali menoleh ke istri dan anak-anak ku. Akhirnya panggilan boarding ke pesawat mulai terdengar. Penumpang antri tertib, satu per satu masuk ke kabin pesawat. Saat dalam antrian, istri ku menceritakan obrolan serius dengan wanita paruh baya tadi. Intinya beliau tidak menyarankan kami pergi ber wisata China. Karena selain kami sendirian tanpa tour guide, tidak bisa bahasa China, dan yang lebih serem lagi banyak terjadi penculikan dan jual beli organ tubuh. Hiiii… merinding.
Shanghai

Memang perjalanan wisata China ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim senangjalan.com. Apa sebab? Sebagian besar orang China tidak berbahasa Inggris, huruf aksara kanji China yang tidak familiar dan yang paling ekstrem Google, Facebook dkk kena banned alias tidak bisa diakses di seluruh negara ini. Ketiga hal ini jadi tantangan tersendiri. Sudah kebayang kan ribet nya nanti..hehe. Sekali koper dan sepatu sudah turun dari rak pantang untuk dinaikkan kembali. The show must go on. Bismillah. Begitu yang saya sampaikan ke istri dan anak-anak ku agar mereka tenang dan menikmati trip kali ini. Sebenarnya ada tantangan ke empat yang sempat bikin senewen. Saya baru sadar setelah melihat isi dompet di dalam kabin pesawat KLM dalam perjalanan ke Kuala Lumpur. Dompet itu hanya berisi dua lembar uang ratusan ribu rupiah, kartu ATM bank swasta dan kartu kredit. Lha kemana duit Yuan RMB yang kemarin baru dapat dari money changer  bekal selama 6 hari trip ini?. O..la..la duit Yuan ku ketinggalan di rumah. Setiba di KLIA 2, saya coba tarik tunai menggunakan kartu ATM BCA melalui mesin ATM sebanyak 3 kali, tidak membuahkan hasil. Saya agak tenang setelah penarikan dengan kartu kredit, sejumlah uang ringgit bisa keluar dari mesin ATM. Sebagian ringgit kutukar dengan Yuan di money changer untuk bekal selama di wisata China. 

Saya masih penasaran, begitu sampai di stasiun kereta api Hangzhou saya coba kembali ATM BCA di salah satu mesin ATM yang ada di situ. Alhamdulillah berhasil, hoorreee. Pengalaman di Paris dan Mekkah juga telah membuktikan bahwa kartu ATM keluaran bank-bank Indonesia bisa digunakan transaksi di berbagai negara. Jadi tidak ada alasan untuk takut berlebihan bila tidak bawa uang tunai selama trip ke luar negeri.

Masalah uang selesai, masalah penginapan muncul. Penginapan di China tidak semua memiliki ijin dari pemerintah untuk menampung wisatawan dari manca negara. Dan mereka juga akan memberikan kamar yang telah kita pesan apabila kita belum check in sampai jam 18.00 waktu setempat tanpa pemberitahuan sebelumnya. Sobat senangjalan.com harus hati-hati untuk memilih hotel yang tepat dan membaca dengan seksama term and conditions saat check in karena setiap hotel bisa berbeda-beda.
Kami sudah paham akan hal ini, melalui situs pemesanan hotel via booking.com. Kami telah pesan 2 kamar hotel di seberang danau Hangzhou yang terkenal itu. Hotel itu memiliki ijin menampung turis manca negara, waktu saya melakukan pemesanan enam bulan lalu. Kami tiba pukul 16.30 di depan lobby hotel untuk melakukan check in. Petugas resepsionis tidak bisa bahasa Inggris. Melalui bahasa isyarat tarsan saya paham bahwa hotel itu tidak dapat menampung kami. Karena ijin untuk menampung tamu asing tidak diperpanjang. Saat saya menanyakan alasannya,  petugas itu hanya bilang no shop… no shop, tetap tidak bisa menampung kami. Sedih..!
Shantang Jie, Suzhou

Terbayang sudah ngemper di Hangzhou malam itu, hotel-hotel pasti full book di periode high season ini. Sambil putus asa saya minta password Wi-Fi hotel ke petugas resepsionis tersebut dan mulai buka situs www.booking.com. Saya mulai cari hotel terdekat dan Alhamdulillah setelah dengan sabar kutak-kutik smartphone kami temukan satu hotel berjarak 200 meter. Saya klik booking jam 17.00 dan bergegas mencari hotel baru tersebut sambil berjalan menyeret koper sepanjang jalan pinggir danau itu. Jam 17.30 sampai di lobby hotel baru dan segera melakukan check in sambil menyorongkan bukti konfirmasi booking yang tertera di smartphone sambil berharap harap cemas. Staff lobby hotel ini pun kurang fasih bahasa Inggris, tapi begitu dia menyerahkan dua kunci, saya lega dan yakin dapat kamar untuk tidur selama di Hangzhou.

Itulah pengalaman senangjalan.com dalam trip ke China kali ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *