
Memang perjalanan wisata China ini menjadi tantangan tersendiri bagi tim senangjalan.com. Apa sebab? Sebagian besar orang China tidak berbahasa Inggris, huruf aksara kanji China yang tidak familiar dan yang paling ekstrem Google, Facebook dkk kena banned alias tidak bisa diakses di seluruh negara ini. Ketiga hal ini jadi tantangan tersendiri. Sudah kebayang kan ribet nya nanti..hehe. Sekali koper dan sepatu sudah turun dari rak pantang untuk dinaikkan kembali. The show must go on. Bismillah. Begitu yang saya sampaikan ke istri dan anak-anak ku agar mereka tenang dan menikmati trip kali ini. Sebenarnya ada tantangan ke empat yang sempat bikin senewen. Saya baru sadar setelah melihat isi dompet di dalam kabin pesawat KLM dalam perjalanan ke Kuala Lumpur. Dompet itu hanya berisi dua lembar uang ratusan ribu rupiah, kartu ATM bank swasta dan kartu kredit. Lha kemana duit Yuan RMB yang kemarin baru dapat dari money changer bekal selama 6 hari trip ini?. O..la..la duit Yuan ku ketinggalan di rumah. Setiba di KLIA 2, saya coba tarik tunai menggunakan kartu ATM BCA melalui mesin ATM sebanyak 3 kali, tidak membuahkan hasil. Saya agak tenang setelah penarikan dengan kartu kredit, sejumlah uang ringgit bisa keluar dari mesin ATM. Sebagian ringgit kutukar dengan Yuan di money changer untuk bekal selama di wisata China.
Saya masih penasaran, begitu sampai di stasiun kereta api Hangzhou saya coba kembali ATM BCA di salah satu mesin ATM yang ada di situ. Alhamdulillah berhasil, hoorreee. Pengalaman di Paris dan Mekkah juga telah membuktikan bahwa kartu ATM keluaran bank-bank Indonesia bisa digunakan transaksi di berbagai negara. Jadi tidak ada alasan untuk takut berlebihan bila tidak bawa uang tunai selama trip ke luar negeri.

Terbayang sudah ngemper di Hangzhou malam itu, hotel-hotel pasti full book di periode high season ini. Sambil putus asa saya minta password Wi-Fi hotel ke petugas resepsionis tersebut dan mulai buka situs www.booking.com. Saya mulai cari hotel terdekat dan Alhamdulillah setelah dengan sabar kutak-kutik smartphone kami temukan satu hotel berjarak 200 meter. Saya klik booking jam 17.00 dan bergegas mencari hotel baru tersebut sambil berjalan menyeret koper sepanjang jalan pinggir danau itu. Jam 17.30 sampai di lobby hotel baru dan segera melakukan check in sambil menyorongkan bukti konfirmasi booking yang tertera di smartphone sambil berharap harap cemas. Staff lobby hotel ini pun kurang fasih bahasa Inggris, tapi begitu dia menyerahkan dua kunci, saya lega dan yakin dapat kamar untuk tidur selama di Hangzhou.
Itulah pengalaman senangjalan.com dalam trip ke China kali ini.