senangjalan.com – scam dan lihai nya copet di Milan

milan
Scam dan lihai-nya copet di Milan
Milan merupakan kota terbesar kedua setelah Roma di Italia. Berjuluk kota mode menjadi kan Milan kota eksotis nan gemerlap. Senangjalan.com berkesempatan untuk mampir menginap semalam sebelum menuju Zermatt, Swiss, untuk melihat salju di musim panas. Berdasarkan artikel traveling di internet, kota Milan termasuk salah satu kota yang harus diwaspadai pelancong terutama untuk kasus pencopetan dan scam. Meskipun sudah berusaha hati-hati tetap saja kami merasakan pengalaman kurang nyaman ini. 🙁
Duomo Square, Milan

Di lapangan Duomo ada sebuah Katedral terbesar di kota Milan. Hari itu suasana cukup ramai, karena selain sebagai destinasi wisata utama, kebetulan hari itu juga sedang ada acara jumpa penggemar group musik idola anak muda, One Direction. Personel One Direction menyapa penggemar sambil menyanyikan beberapa lagu melalui jendela balkon hotel di pinggir Duomo  Square ini. Saya dan istri asyik menikmati pemandangan di sekeliling sementara dua putri-ku bermain dengan puluhan burung merpati yang bertebaran di tengah lapangan. Tiba-tiba ada seorang laki laki berperawakan mirip orang Asia Selatan mendekati dua putri-ku sambil menyorongkan beberapa butir jagung untuk makanan burung merpati. Namanya juga anak-anak tanpa pikir panjang sorongan jagung itu diterima dengan tangan terbuka dan ikhlas tentunya, sembari terus melanjutkan keasyikan bermain dengan burung merpati. Setelah mereka berdua puas, kami menghampiri laki-laki tersebut untuk berterima kasih dan pamit untuk pergi ke destinasi selanjutnya. “Sir… You have to pay for the corn, give me some money!” kata laki-laki tersebut. Baiklah, saya serahkan dua coin 2 Euro, dia menolak, 5 Euro dia tetap menggeleng. Ya sudahlah mas, ini selembar uang kertas 10 Euro buatmu. Sambil beranjak kami senyum-senyum sendiri, mengingat rekor harga butiran jagung yang baru saja kami beli. Bagi sobat senangjalan.com agar lebih berhati-hati, karena cara modus scam di berbagai negara itu berbeda-beda dan ajaib. Mungkin ini salah satunya. 🙂

Duomo Square, Milan

Kembali ke hotel kami naik kereta subway MRT. Suasana gerbong penuh sesak, saya mengambil posisi berdiri berjarak satu meter dari istri dan anak-anak yang berpegangan di tiang besi dekat pintu keluar masuk dengan tas kecil diselempang ke belakang. Saya amati istri saya dikelilingi oleh 3 orang perempuan dewasa berpakaian sederhana, satu sedang hamil berdiri di samping, satu sedang menggendong anak kecil yang berdiri persis di belakangnya, satu nya lagi tepat berada di depan istri.

Wanita yang hamil ini terus saja menanyakan berbagai hal kepada istri saya, sementara beberapa penumpang di sebelah saya berucap “attencio… attencio!” sambil menatap mata saya. Mula-nya saya tidak paham apa yang mereka ucapkan. Tapi lama-lama saya curiga dengan apa yang sedang menimpa istri saya. Saya pun merangsek maju mendekati istri dan menatap tajam wanita yang sedang menggendong anak kecil tadi. Merasa aksi-nya diketahui ketiga wanita tersebut terus saja berbicara, ngomel dalam bahasa Italia. Saya sama sekali tidak paham lha wong saya orang Jawa. Saat kereta subway tersebut berhenti di stasiun berikutnya, ketiga wanita tersebut kompak turun sambil terus saja ngomel. Saya amati wanita yang hamil, sepertinya bukan hamil beneran,  mungkin itu salah satu trik untuk mengalihkan perhatian korban. Saya lihat resleting tas istri saya telah terbuka, saya minta istri cek satu persatu barang yang ada di tas tersebut…Alhamdulillah puji syukur tidak ada yang hilang.
Penumpang sebelah saya mengingatkan agar hati-hati dengan orang gipsi tadi. Mereka biasa berkelompok dalam melakukan pickpocket. Biasa dilakukan saat penumpang subway penuh dan sasaran utama mereka orang asing. Cukup satu stasiun pemberhentian subway saja diperlukan untuk melakukan aksi tersebut, artinya kurang dari 5 menit.
Wanita pura-pura hamil dan wanita berdiri yang di depan istri keduanya bertindak sebagai pengalih perhatian. Biasanya mereka menanyakan sesuatu atau mengajak ngobrol korban. Wanita yang menggendong anak kecil itulah eksekutornya. Tangannya menyelinap dibalik gendongan menuju ke tas korban. Dengan cekatan dan cepat membuka resleting dan mengambil barang berharga di dalamnya. Biasanya mereka turun bersama sama di stasiun pemberhentian berikutnya untuk kemudian mencari sasaran lain. Lihai bukan..?
Bogor, Maret 2017

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *